Surah Muhammad ayat 7 :
"Wahai orang- orang yg beriman,
jika kamu menolong Allah, nescaya Dia akan
menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu."

Sunday, May 15, 2011

IKHLAS SEBAGAI TITIK TOLAK

“Sesungguhnya hari ini adalah satu hari di
antara hari-hari Allah, tidak patut di isi
dengan kebanggaan dan keangkuhan. Ikhlas
kanlah jihadmu dan tujulah Allah dengan
amalmu kerana hari ini menentukan hari-
hari yang akan datang.”

Demikianlah kata-kata Khalid bin Al Walid
di tengah-tengah berkecamuknya perang Yarmuk.

Perkataan ikhlas sudah begitu kerap kita dengar
dalam berbagai kesempatan.

Bagi aktivis dakwah, semestinya ikhlas tidak
boleh lagi menjadi sekadar retorik belaka,
melainkan ia :

Mesti hadir dan wujud dalam diri kita.
Menyatu dalam fikiran dan hati kita.
Bersenyawa dengan jiwa kita.
Seirama dengan degupan jantung dan tarikan
nafas kita.
Ikhlas adalah pusat aksi amal di mana :

Bermula dengannya kita meniti hari-hari.
Dengannya kita bekerja.
Melaluinya kita membangun ukhuwah.
Bersamanya kita menjejaki jalan dakwah ini.
Sungguh, perlu kita sedari bahwa hati seorang
hamba sentiasa dikepung dari berbagai penjuru
oleh :

Hawa nafsu.
Kepentingan sesaat.
Cita-cita duniawi.
Perasaan malas.
Hasrat ke arah kemaksiatan.
Gejolak ingin dipuji serta disanjung.
Kesemua ancaman-ancaman di atas sentiasa
mengintai akan keadaan kelemahan hati
kita dan ketika kesempatan kelemahan dan
kelalaian itu mereka dapatkan, dengan
segera mereka menembusi hati kita dan
menguasainya, Na'udzubillah.

Oleh yang demikian, sudah semestinya kita
menyedari dengan sepenuh hati, bahwa sejak
kali pertama kita bergabung dengan dakwah
ini, ikhlas telah menjadi tuntutan dan
kewajiban yang mengikat diri kita sehingga
Allah menampakkan kemenangan bagi
dakwah ini atau kita syahid dalam menegak
dan membelanya.

Sungguh, kita tidak perlu lagi menghuraikan
makna ikhlas dengan kata-kata kerana kita
semua bahkan telah menghafalnya di kepala
kita.

Namun kita perlu mengajak diri kita semua
untuk merenungi bersama pertanyaan-per
tanyaan berikut :

Apakah kita telah menjadikan ikhlas sebagai
sesuatu yang menyatu dalam diri kita, melebur,
menjasad, mendarah daging serta menjadi
bahagian yang tidak boleh dipisahkan dalam
diri kita?

Apakah ikhlas telah merasuk dalam fikiran
kita sehingga membuatkan kita menjadi
produktif sekaligus kreatif dalam mengeluar
kan gagasan untuk membangun dakwah ini
tanpa kecenderungan apapun selain kepada
Allah swt?

Apakah ikhlas telah melebur ke dalam hati
kita sehingga menjadikan kita mampu me-
mandang segala permasalahan dakwah ini
secara jernih dan menjadikan kita mampu
membangun ukhuwah yang sebenarnya bukan
sekadar hiasan kata apalagi untuk saluran
hasrat dan nafsu sesaat?

Apakah ikhlas telah menjadi jiwa dalam setiap
amal yang kita lakukan sehingga menjadikan
kita rela memikul amanah serta melaksana
kan apapun tugas-tugas dan amanah dakwah
dengan penuh tanggungjawab tanpa rasa berat
dan tidak berharap apa-apa balasan atas semua
itu kecuali hanyalah dari Allah swt?

Apakah ikhlas baru hanya sekadar kata-kata
tanpa makna atau ia cuma suatu retorik yang
kita suapkan kepada mutarabbi kita?
Takutlah kita kepada Allah swt kerana Dia
Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha
Kuasa atas segala sesuatu.

Sesungguhnya kemenangan dakwah ini sejak
dulunya sentiasa berkait dengan keikhlasan
para pendukungnya.

Mari kita kembali pada keaslian dakwah ini.

Apakah sebenarnya motivasi awal kita apabila
memilih kehidupan di jalan ini?
Apakah yang kita inginkan ketika kita bergabung
dengan dakwah ini?
Jawabannya adalah motivasi awal dan keinginan
kita apabila memilih kehidupan dan bergabung
dengan dakwah ini adalah semata-mata untuk
meraih ridha Allah.

Untuk tujuan itu, kita akan ikut berputar bersama
roda dakwah ini ke manapun ia berputar, tidak
akan berganjak darinya kerana kita yakin bahwa
kebaikan itu ada bersama dengan dakwah dan
kehinaan dunia dan akhirat apabila kita memisah
kan diri kita darinya.

Semua itu kita lakukan sebagai wasilah atau
jalan untuk meraih keridhaan Allah swt dan
bukan selain itu.

Bagi kita, ridha Allah adalah imbalan terbesar
dan termahal di mana kita sudah merasa cukup
dengan imbalan itu.

Nabi Muhammad saw pernah berpesan :

”Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu”.

Ungkapan hadits ini mengandungi makna bahwa
Allah berjanji akan menjaga dan melindungi kita
dari segala macam gangguan, godaan dan pujuk
rayu syaitan samada dari jenis jin ataupun manusia
selama mana kita menjaga keikhlasan hati kita
hanya kepada Allah swt.

Marilah kita jadikan ikhlas sebagai titik tolak :

Segala perbuatan kita.
Gerak-geri dan tingkah laku kita.
Sikap kita.
Kata-kata kita.
sehingga ia menjadi akar dan asas visi dan misi
kehidupan kita.

Mari kita letakkan ikhlas di lubuk hati kita yang
paling dalam sehingga ia menyertai segala niat
dan lintasan hati yang ada di benak kita.

Ya Allah, kami memahami bahwa ikhlas adalah
pusat aksi amal perbuatan manusia yang akan
menentukan tujuan dan matlamat yang betul
mengharapkan ridhaMu. Tetapkanlah keikhlasan
ke dalam lubuk hati kami sehingga ia benar-benar
menjadi tunjang dan tonggak kepada setiap amal
dan perbuatan kami yang akan diterima olehMu.

Ameen Ya Rabbal Alameen

WAN AHMAD

Saturday, May 14, 2011

Japanese boy teaches lesson in sacrifice

{THIS letter, written by Vietnamese immigrant
Ha Minh Thanh working in Fukushima as a
policeman to a friend in Vietnam, was posted
on New America Media on March 19. It is a
testimonial to the strength of the Japanese
spirit, and an interesting slice of life near the
epicenter of Japan 's crisis at the Fukushima
nuclear power plant. It was translated by NAM
editor Andrew Lam, author of "East Eats West:
Writing in Two Hemispheres." Shanghai Daily
condensed it. }

Brother,

How are you and your family? These last few days,
everything was in chaos. When I close my eyes, I
see dead bodies. When I open my eyes, I also see
dead bodies.

Each one of us must work 20 hours a day, yet I
wish there were 48 hours in the day, so that we
could continue helping and rescuing folks.

We are without water and electricity, and food
rations are near zero. We barely manage to
move refugees before there are new orders to
move them elsewhere.

I am currently in Fukushima , about 25 kilo
meters away from the nuclear power plant.
I have so much to tell you that if I could write
it all down, it would surely turn into a novel
about human relationships and behaviors
during times of crisis.

People here remain calm - their sense of dignity
and proper behavior are very good - so things
aren't as bad as they could be. But given another
week, I can't guarantee that things won't get to
a point where we can no longer provide proper
protection and order.

They are humans after all, and when hunger
and thirst override dignity, well, they will do
whatever they have to do. The government is
trying to provide supplies by air, bringing in
food and medicine, but it's like dropping a
little salt into the ocean.

Brother, there was a really moving incident. It
involves a little Japanese boy who taught an
adult like me a lesson on how to behave like a
human being.

Last night, I was sent to a little grammar school
to help a charity organization distribute food
to the refugees. It was a long line that snaked
this way and that and I saw a little boy around
9 years old. He was wearing a T-shirt and a pair
of shorts.

It was getting very cold and the boy was at the
very end of the line. I was worried that by the
time his turn came there wouldn't be any food
left. So I spoke to him. He said he was at school
when the earthquake happened. His father
worked nearby and was driving to the school.
The boy was on the third floor balcony when
he saw the tsunami sweep his father's car away.

I asked him about his mother. He said his house
is right by the beach and that his mother and
little sister probably didn't make it. He turned
his head and wiped his tears when I asked
about his relatives.

The boy was shivering so I took off my police
jacket and put it on him. That's when my bag
of food ration fell out. I picked it up and gave
it to him. "When it comes to your turn, they
might run out of food. So here's my portion.
I already ate. Why don't you eat it?"

The boy took my food and bowed. I thought he
would eat it right away, but he didn't. He took
the bag of food, went up to where the line ended
and put it where all the food was waiting to be
distributed.

I was shocked. I asked him why he didn't eat it
and instead added it to the food pile. He answered:
"Because I see a lot more people hungrier than I
am. If I put it there, then they will distribute the
food equally."

When I heard that I turned away so that people
wouldn't see me cry.

A society that can produce a 9-year-old who
understands the concept of sacrifice for the
greater good must be a great society, a great
people.

Well, a few lines to send you and your family
my warm wishes. The hours of my shift have
begun again.

Ha Minh Thanh

Wednesday, May 11, 2011

ON STRIVING TO BE A MUSLIM

God has created us tier upon tier,

and men are not born equal.

Precisely for this reason, we have

as little cause to be awed by the

brilliance of the great as we have to

be contemptuous of the limitations

of the small. Since everything stands

out or falls relative to other things

around it, the great are great only

because of the smallness of the small

around them. Yes, we, the small, have

also a role to play! By lighting our little

lamps we compel those who are better

gifted to do their bit, and equally important,

when the small refuse to be smaller than

they are, they prevent the mediocre from

becoming great!

Tuesday, May 10, 2011

MEMAHAMI PETUNJUK DAN TEGURAN ALLAH

Alam ini ada sunnah dan ketetapan. Jiwa ini pun
ada cara-caranya untuk berinteraksi.

Bagi kita, setiap manusia itu memang diciptakan
dengan sifat-sifat yang tersendiri. Masing-
masing ada situasi masing-masing.

Kita meraikan semua perkara yang berkaitan
dengan manusia pada tempat-tempat yang sepatutnya.

Bagi kita :

Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang dalam
segala aspek.
Allah mahukan kebaikan pada hambaNya.
Allah suka bila hambaNya datang kepadaNya.
Allah menyediakan segalanya untuk hambaNya
dan memang manusia sukar mencari segala
yang Allah sediakan pada zahirnya kerana,
ia hanya untuk orang yang mencari kekuatan.

Bagi kita, dunia ini :

Permainan.
Kaburan syaitan.
Igauan sebentar.
Sekadar jambatan dan persinggahan.

Bagi kita, akhirat itu SEGALANYA.

Apabila timbul persoalan mengenai KEKUATAN,
ia meliputi jiwa sebenarnya, sepatutnya dan
sebetulnya atau lebih sesuai dikatakan meliputi
hati orang yang beriman.

Maka ianya berkait dengan hati dan iman.

Apabila kita renungi kekuatan jiwa, ia sentiasa
berkata ;

"Wahai pemilikku, mengapa aku ini selalu lemah?
mengapa aku ini selalu jatuh ?


Aku tidak suka dalam lubang ini lama-lama, nanti
aku berkawan dengan ahli-ahli yg terjatuh ke
dalam lubang yang sama.

Jangan salahkan aku kalau aku susah nak bangun
apabila kau ingin mengangkatku. Jangan salahkan
aku kalau aku ditarik oleh kawan-kawan dalam
lubang hitam yg dalam itu. Ketika mana kau
ingin menggapai tali putih menuju ke arah cahaya
terang benderang itu.

Bukan salahku, aku cuma bergaul dengan mereka,
bersembang dengan mereka. Aku dah terbiasa.
Itu bukan salahku. Itu salahmu, segalanya kamu.
Segalanya."

Lubang hitam itu gelap dan ahli-ahlinya meraba-
raba mencari punca. Kadang-kadang terjumpa
cacing. Kemudian dimakannya, sebab dah lapar
sangat.

Kadang-kadang ular dan kala jengking diingatkan
makanan, habis digigit lalu terkena racun.

Yang peliknya, tali putih itu sentiasa ada. Tapi
bukan semua yang dapat. Ia Cuma pergi kepada
sesiapa yang memanggil atau menghulur tangan
untuk naik ke atas. Kembali melihat cahaya.

Di luar sana, terang benderang. Macam-macam
boleh nampak. Tapi masih ada yang terlindung.

Dunia ini banyak rahsia…

Jiwa kita (yang terjatuh) mencari penyelesaian.
Apa dia?

Ia tidak lain.. hanyalah KEKUATAN!

Ia perlukan kekuatan untuk :

Mengangkat tangan.
Membuka mata dan melihat cahaya di atas sana.
Menolak tangan-tangan yang menariknya untuk
tidak naik ke atas.
Memegang erat tali putih itu hingga sampai ke atas.
Ya… KEKUATAN.

Bagi kita, kekuatan itu mutlaknya dari Allah tetapi
kita yang memulakannya. Cuma mungkin bezanya
dari segi petunjuk-petunjuk kekuatan yang Allah
nak turunkan kepada kita.

PETUNJUK PERTAMA :

Kadang-kadang, Allah bagi petunjuknya dan
tegurannya kepada kita seorang, maka kita
sahut seruan dan kita menjana kekuatan secara
individu dan bukan atas dorongan orang lain.
Dengan itu, kita berubah kerana kesedaran dari
diri kita sendiri.

PETUNJUK KEDUA :

Kadang-kadang, Allah bagi petunjuknya kepada
keluarga dan orang-orang yang terdekat dengan
kita. Maka kita sahut seruan bahawa aku perlu
menjadi lebih kuat. Sepertimana Allah turunkan
bencana kepada keluarga dan sebagainya.

Bezanya ini, orang akan nampak kita berubah
setelah mendapat bala' dan kita seolah-olah
terpaksa untuk menjadi kuat kerana tiada
tempat bergantung melainkan Allah. Walau
tidak bersedia pun… terpaksa lah..

PETUNJUK KETIGA :

Kadang-kadang Allah bagi petunjuknya kepada
orang yang tegur kita, sebab kesalahan kita dia
tahu, maka dia tegur kita. Maka kita pun
menyahut seruan, aku perlu menjadi lebih kuat.

PETUNJUK KEEMPAT :

Kadang-kadang Allah bagi petunjuk kepada
keadaan sekeliling kita, dunia, harta benda
kita dan lain-lainnya. Apabila dunia bergolak
seperti isu Gaza contohnya, maka kita pun
merasakan bahawa kita perlu menjadi lebih
kuat untuk dunia yang sedang bergolak dan
sedia untuk menerima apa sahaja yang datang.

Petunjuk-petunjuk tersebut ada turutannya
sehinga turutan yang paling akhir selepas
Allah bagi petunjuk-petunjuknya (yakni selepas
petunjuk dari awal kita tak sahut, maka boleh
jadi pergi ke petunjuk seterusnya).

Tapi, bagi kita, yang penting sekali, kita ini
sedar dan perlu menyahut seruan menuju
kekuatan berdasarkan hidup kita selama ini.

Petunjuk Allah yang terakhir ialah MAUT dan
ALAM SELEPASNYA (mahsyar, mizan, neraka dsb).

Tapi bezanya pada ketika itu, kita bukan sahaja
tidak mampu menjadi kuat, bahkan sudah
terlambat atau sangat-sangat lambat.

Bukan apa, sebab kita melengah-lengahkan
untuk menyahut seruan fitrah daripada Allah.
Seruan kelesuan jiwa yang meronta-ronta,
seruan kelesuan hati yang keras membatu ..
seruan Allah yang menyuruh hambaNya
berlumba-lumba ke arahnya.

Maka di sini kita membenarkan lagi sabda
Nabi saw :

"Cukuplah dengan maut itu sebagai nasihat /
teguran."

Setiap jenis petunjuk itu ada keistimewaannya.
Bila kita sahut yang pertama, kadang-kadang
kita tidak perlu jumpa yang kedua.

Bila kita tinggal yang pertama, kadang-kadang
ia boleh terus jatuh pada peringkat terakhir
(maut dan selepasnya).

Tapi kadang-kadang kalau kita dapat yang
ketiga atau seterusnya, kita akan lebih 'rasa'
pengalaman 'teguran' yang Allah bagi, ber
banding orang yang menyahut seruan yang
pertama.

Itulah uniknya teguran Allah yang penuh
hikmah ini. Semuanya saling melengkapi,
mengikut tahap masing-masing di sisi Allah.

Mari kita pergi ke peringkat seterusnya semoga
kita dapat hayati bersama. Mari sesuaikan diri
kita dengan keadaan umat sekarang.

Lihatlah contoh yang paling dekat kita dapat
lihat saudara-saudara kita di Gaza. Bagi kita,
semua petunjuk ada pada mereka. Cukuplah
untuk satu dunia menyedari hakikat teguran
Allah kepada dunia seluruhnya, khasnya umat
Islam.

Satu dunia bangkit menentang kezaliman Zionis
Israel. Ya, Umat dunia bangkit. Tapi mereka
bangkit atas dasar apa? Kemanusiaan dan fitrah
insaniah dalam diri mereka.

Tapi kita ini, Allah anugerahkan dengan Islam
dan Iman lebih-lebih lagi dengan fikrah risalah
daripada Nabi tercinta saw.

Umat dunia yang buta agama sebenarnya pun
ingin menolong kekuatan ini... Alangkah butanya
umat Islam yang tidak mampu mendengar seruan
teguran yang Maha Agung daripada Tuhan
semesta alam ini.

Subhanallah! Teguran yang maha hebat engkau
berikan kepada kami. Tidak mampu kami bayang
kan kalau selepas ini masih ada yang tidak mahu
menyelamatkan diri dari azabMu?

Masya-Allah! Sesungguhnya Engkau telah mem
perlihatkan kami petunjuk dan teguranMu yang
sungguh dalam.

Masya-Allah hebatnya iman mereka (saudara-
saudara kita di Gaza) sehingga Allah menguji
sebegitu kepada mereka kerana sesungguhnya
seseorang hamba itu diuji dengan kadar imannya.

Nauzubillah! Ya Allah kami berlindung dari
petunjukMu yang lebih dahsyat yang tidak
mampu kami menjadi kuat lagi selepasnya.

Mari kita hayati lagi peringkat seterusnya .

Tidak pelikkah?

Tidak hairankah?

Umat Islam di Gaza mampu menggegarkan
dunia. Mampu memberikan "asbab" kekuatan
kepada umat dunia, hatta orang bukan Islam.
Allahuakbar!!!

Ya, memang pelik!

Masakan 313 tentera Badar boleh menang
dengan 1000 tentera musyrikin itu tidak pelik ?

Ya.. pelik sekali!

Tetapi ingatlah, bahawa IMAN ITU MENCIPTA
KEAJAIBAN.

Apa bezanya saudara-saudara kita di Gaza
dengan kita?

Bezanya…

Mereka ini yang memulakan..
Mereka ini yang menjadi "asbab" kepada
kebangkitan dunia.
Mereka ini yang menyalakan cahaya Allah
kepada umat.
Ya.. mereka kuat. Sungguh kuat. Dengan
kekuatan mereka baru mampu menggerakkan
orang lain.

Subhanallah besarnya pahala mereka!

MasyaAllah besarnya tugas mereka!

Mungkin sekadar membaling batu kepada Zionis
Israel, tapi itu :

Cukup membuktikan kekuatan mereka.
Cukup bagi menggerakkan manusia untuk
menuju kekuatan.
Akhirnya, kita menyedari bahawa kekuatan
Iman itu asas kepada semua kekuatan yang lain.

Kita yakin bahwa kita perlu bersungguh-sungguh :

Membuka mata.
Memegang tali.
Menolak tangan-tangan yang menarik kita.
Kemudian, apabila kita sampai ke atas nanti, kita
ingin menghulurkan sebanyak mungkin tali-tali
putih kepada sahabat-sahabat kita atau manusia
yang di bawah lubang sana.

Kita sayang mereka. Mereka sahabat-sahabat kita.
Kita anggap mereka itu keluarga kita. Kita mahu
mereka bersama kita menerima cahaya.

Usaha kita yang bersusah payah ini bukan apa.

Kita cuma hanya mahu jadi penyelamat BUKAN
hanya pandai menjadi pemberat.

Be it Us, Be it Ours.
Not Them, Not Theirs.

"Dakwah dan tarbiyah tidak memberi kepada kita
secara seratus peratus dari keduanya, sekiranya
kita tidak memberi seratus peratus daripada kita
kepada keduanya "

Ya Allah, sesungguhnya kami amat memerlukan
petunjuk dariMu yang kadang-kadang
merupakan teguranMu untuk kami memperbaiki
keadaan diri kami dan meluruskan
jalan hidup kami.

Ameen Ya Rabbal Alameen.

Wan Ahmad

Wednesday, May 4, 2011

WISE WORDS

Jika benarlah Osama bin Laden benar-benar
telah dibunuh oleh tentera Amerika Syarikat
seperti yang diumumkan oleh Presiden
Barrack Obama semalam, maka saya sebagai
seorang Islam mendoakan rahmat dan
keampunan Allah SWT untuk Osama bin
Laden yang merupakan saudara saya di
dalam Islam.

Inilah yang dituntut oleh Islam sewaktu
menerima berita kematian saudara seagama
nya. Sebesar manapun kesalahan seorang
muslim, jika ia mati dalam keadaan agama
nya Islam, keampunan terhadapnya harus
dipohon oleh saudara muslim yang lain.

Adapun keterlibatan Osama bin Laden
dengan keganasan, saya serahkan kepada
Allah SWT kerana ia masih belum terbukti
melainkan melalui propaganda yang di
pelopori oleh Amerika Syarikat. Jika benar
beliau terlibat dengan kegananasan, sudah
tentu saya tidak menyokong keganasan
tersebut.

Bagaimanapun keterlibatan Osama dengan
keganasan masih lagi merupakan berita
samar yang tidak dapat disahkan, namun
keterlibatan Amerika Syarikat sendiri dalam
keganasan sudah terbukti.

Ini jelas dengan serangan terhadap Afghanistan
dan Iraq yang menghancurkan kedua-dua
negara ini dengan tujuan mencari senjata
pemusnah yang tidak dapat dijumpai sehingga
ke hari ini. Apa pula tindakan Amerika Syarikat
terhadap Israel yang terang-terang melakukan
keganasan di bumi Palestin ? Bukan sahaja tidak
bertindak, bahkan Amerikalah yang kuat
menyokong Israel. Justeru, jika Osama dianggap
sebagai pengganas, maka Israel lebih patut
disebut sebagai ganas dan penyokongnya
Amerika Syarikat juga tidak boleh lari dari
digelar sebagai ganas.

Inilah yang saya tegaskan kepada Duta Besar
Amerika Syarikat yang datang ke pejabat saya
pada 28 April 2011 yang lepas, bahawa sepasang
selipar pun tidak boleh dirampas dari tuannya
yang berhak, apatah lagi sebuah negeri yang
berdaulat seperti Palestin, lebih-lebih lagi
tidak berhak untuk dirampas oleh Israel.

Adapun mereka yang berkata bahawa dunia
lebih selamat dengan kematian Osama,
saya anggap kenyataan tersebut sebagai tidak
cermat dan hanya bertujuan menampakkan
diri sebagai penyokong Amerika. Jika dunia
lebih selamat dengan kematian Osama, adakah
dunia juga lebih selamat dengan kewujudan Amerika?

Sekian, wassalam.

TUAN GURU DATO’ BENTARA SETIA NIK
ABDUL AZIZ BIN NIK MAT,
Menteri Besar Kelantan.
Bertarikh : 30 Jamadil Awal 1432H
bersamaan 3 Mei 2011M


WISE WORDS

“I mourn the loss of thousands of precious
lives, but I will not rejoice in the death of
one, not even an enemy. Returning hate for
hate multiplies hate, adding deeper darkness
to a night already devoid of stars. Darkness
cannot drive out darkness: only light can do
that. Hate cannot drive out hate: only love
can do that” Dr. MLK J (martin luther king junior)

Monday, May 2, 2011

TAZKIRAH

Agak-agaknya kita tahu tak bila kita sudah
mula melangkah jauh dari Lindungan Allah
swt. Syaitan itu amat licik. Bagi orang yang
tidak pernah tinggalkan sembahyang - syaitan
tidak akan memujuk kita agar meninggalkan
sembahyang ... tetapi melambat-lambatkan
sembahyang.

Bagi yang suka dan mahir dengan komputer -
syaitan akan memujuk kita agar menghabiskan
masa kita di depan komputer menjawab setiap
ungkapan rakan kita dalam facebook sehingga
lalai dari menunaikan sembahyang pada awal waktu.

Syaitan itu licik. Pada peringkat awal mungkin
kita kata, "Aku ini hendak berdakwah mengguna
kan facebook ... bukan buang masa" Ingat maksud
dari ayat 37 dari Surah At Taubah: "Perbuatan
buruk mereka itu dihias dan dijadikan indah
(oleh syaitan) untuk dipandang baik oleh mereka ..."

Kita mudah sangat berpuas hati dengan sedikit
kebaikan yang kita lakukan sehingga kita rasa OK
kot jika habiskan dua atau tiga jam dengan
facebook atau permainan komputer. Kita ditipu
apabila sudah mengikuti usrah mingguan bersama-
sama rakan. Kita rasa sudah menjadi orang baik
apabila sesekali dapat pergi ke Masjid. Malahan
kita rasa OK jika sesekali melihat klip video lucah
dalam youtube. Syaitan sekarang mengikuti
perkembangan teknologi ....

Bagaimana kita hendak kesan bahawa kita ini
sedang melangkah jauh dari kehendak Ilahi.
Cuba bayangkan ... adakah kita ini satu ketika
dulu pernah ikut usrah - tapi sekarang ini agak
malas rasanya ....ini petanda negatif. Adakah
kita dulu rajin ke masjid.... sekarang ini - kalau
pergi pun selalu masbuk ... ini petanda negatif.

Kalau dulu berbincang berkenaan dengan Islam
dan da'wah - kita dapat rasa hidup dan iman
kita meningkat. ... sekarang ini agak malas dan
rasa agak muak bila berbincang berkenaan
dengan Islam dan da'wah ... ini petanda negatif.
Dulu kita rajin ke majlis ilmu ... sekarang ni dah
rasa "khatam" dengan apa yang ingin disampai
kan oleh penceramah ... ini petanda negatif ...
petanda kita semakin jauh dari Allah.

Maka apa harus kita lakukan ....ingatlah pada
kematian. Perkemaskan yang wajib dan banyak
kan yang sunat. Adakah kita yakin amal kita
selama ini telah diterima oleh Allah. Hamba
Allah yang bertakwa akan sentiasa berusaha
dan berharap disamping gentar takut-takut
amalnya tidak diterima. Dia tidak akan mudah
ditipu syaitan. Jika sesekali ditipu pun dia akan
mudah kembali ke pangkal jalan kerana dia
rajin ke masjid bertemu dengan orang-orang
yang soleh, rajin ke majlis ilmu mendengar
peringatan demi peringatan, rajin mengikuti
usrah dan mendapat muhasabah dari rakan.

Pendekata - dia akan sentiasa berusaha dan
bertaubat atas segala kelemahan beliau.

Wallahu'alam

PESANAN

# Bergembiralah dengan pilihan ALLAH untuk anda,
sebab anda tidak tahu tentang maslahat yang tersem-
bunyi di sebaliknya. Boleh jadi kesulitan itu lebih baik
bagi anda daripada kesenangan.

# Ketahuilah, bahawa ujian itu akan mendekatkan
diri anda dengan ALLAH, mengajar agar anda
berdoa, dan menghilangkan sifat takabur, ujub
dan segala kesombongan dari diri anda.

# Berbuat baiklah kepada sesama manusia, dan
hulurkan kebaikan kepada semua orang agar
anda memperolehi kebahagian ketika menziarahi
orang sakit, memberi sesuatu kapada orang yang
memerlukan, dan menyayangi anak yatim.

# Ketahuilah, bahawa anda sebenarnya memiliki
berbagai keni'matan, dan memiliki pundi-pundi
kebaikan yang ALLAH kurniakan kepada diri anda.

# Jauhilah buruk sangka, lemparkan angan-angan
kosong, khayalan-khayalan buruk dan fikiran-
fikiran yang kotor.