PEMIMPIN
beriringan dengan ayah mereka di sebuah jalan
desa yang dikelilingi tumbuhan nan hijau.
Sesekali, mereka tampak berhenti sebentar
untuk istirahat, kemudian berjalan lagi.
Di sebuah pertigaan jalan, tiba-tiba mereka
Di sebuah pertigaan jalan, tiba-tiba mereka
berhenti. Salah seorang dari mereka berujar,
“Yah, kita ke arah mana?”
Yang ditanya tidak langsung menjawab.
Yang ditanya tidak langsung menjawab.
Sang ayah seperti memberi ruang kepada
anak-anaknya untuk berekspresi. “Menurut
kamu, kira-kira kemana?” ujar sang ayah
kemudian.
Gaya sang ayah yang mereka cintai ini
memang bukan hal baru buat mereka.
Selalu saja, sang ayah akan melempar
balik sebuah pertanyaan yang sangat
berkait dengan kematangan analisa dan
pengalaman.
“Kita akan ke kiri ya, ayah!” ucap si bungsu
tiba-tiba. Ia juga menjelaskan kalau jalan ke
kiri itu jalan menuju puncak bukit yang mereka
tuju. Tapi, si bungsu masih belum yakin.
“Kalau menurut saya, ke kanan!” ucap si sulung
kemudian. “Cuba lihat beberapa petani yang
memikul hasil tuaian mereka. Mereka datang
dari arah kanan kita kan! Itu ertinya, mereka
tidak mungkin membawa hasil tuaian mereka
ke bukit, tapi ke arah pasar yang letaknya pasti
di bawah,” jelas si sulung begitu argumentatif.
“Menurut kamu macamana agaknya?” tanya
sang ayah ke anak yang tengah. Ia kelihatan
berfikir sebentar, dan kemudian mengangguk-
angguk kepala. “Saya setuju dengan yang arah
kanan!” ucapnya kemudian. Mereka pun
berjalan menuju arah kanan.
Tiba-tiba, si bungsu berucap dalam sela-sela
perjalanan mereka yang tampak begitu
mengasyikkan. “Ayah, kenapa tak bagitau je
ke mana kita nak pergi? Ini bukan yang
pertama kali ayah menuju ke bukit itu?”
Tiba-tiba langkah sang ayah berhenti, yang
kemudian diikuti oleh ketiga anaknya. Ia
menarik nafas dalam untuk selanjutnya
menatap ketiga anaknya dengan senyum.
“Anakku,” ucap sang ayah. “Ayah mengingin
kan kamu semua kelak menjadi pemimpin
yang baik, bukan sekadar pengikut yang baik,”
ucap singkat ayah yang kemudian diiringi
dengan langkahnya.
**********************************************
Dalam dinamika organisasi yang sihat, dalam
bentuk apa pun sebuah organisasi, seorang
pemimpin yang baik bukan bererti orang
yang piawai melahirkan pengikut-pengikut
yang setia (taqlid).
Seorang pemimpin yang baik adalah orang
Seorang pemimpin yang baik adalah orang
yang mampu menyiapkan pemimpin-pemimpin
baru yang akan menggantikannya esok.
No comments:
Post a Comment