Surah Muhammad ayat 7 :
"Wahai orang- orang yg beriman,
jika kamu menolong Allah, nescaya Dia akan
menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu."

Monday, August 30, 2010

PERINGATAN BUAT MURABBI -
JANGAN HANYUT KETIKA MENILAI
ORANG LAIN

"Barangsiapa yang Allah dedahkan kepadanya
rahsia (kelemahan) hamba-hambanya, dalam
keadaan dia tidak meniru sifat Rahmat Allah,
nescaya pendedahan itu akan menjadi penyebab
bencana dan bahaya pada dirinya sendiri."

Fadhlullah Khairi ketika cuba menerangkan
maksud Ibn Athaillah, dalam perjalanan seorang
yang sedang menyucikan dirinya, menuju Allah
S.W.T kadang-kadang Allah bukakan rahsia dan
kelemahan hambaNya yang lain.

Ketika Allah dedahkan rahsia dan kelemahan
hambaNya yang lain itu, sedangkan dia tidak
menyediakan diri (tidak meniru) dengan sifat
Pemaaf, Belas, dan Rahmat Allah, nescaya dia
akan memandang kecil hamba Allah yang lemah
tadi. Malangnya, akan datang sifat sombongnya
sehingga dia sendiri akan rosak dengan
pengetahuannya tentang hamba Allah yang
lemah tadi.

Sepatutnya dalam perjalan menuju Allah S.W.T,
bila dia mengetahui kelemahan orang lain, dia
semakin insaf dan cuba melihat kelemahan orang
lain itu, sebagai bahan menyuci dirinya, cuba
membaiki, bukan, menghina orang yang lemah itu
dan mula berputik membangga diri... dan.... dan...
Semakin jauh dia dari perjalanan mulia ini...dan
mula menghasut orang lain untuk hidup dalam
kelompoknya yang sempit....dan merasakan mereka
sahaja yang betul dan hinanya orang lain

Moga Allah muliakan kita semua.

Allahu a'lam......

ustaz Hasanuddin Mohd Yunus

Saturday, August 21, 2010

SEPANJANG PENGALAMAN INI......


Sepanjang pengalaman dlm berda’wah ini, rupanya:

Dalam kesusahan, ada kegembiraan Allah berikan.

Dalam kepayahan, ada banyak jalan Allah bukakan.

Dalam kemiskinan, ada banyak kekayaan yang Allah
anugerahkan.

Dalam kesempitan, ada banyak kelapangan yang
dapat dirasakan.

Dalam kesibukan, ada cukup masa untuk penuhi
semua keperluan.

Hakikatnya, duat, mujahid, sentiasa gembira dgn
janji2 Allah jua........

Kerana jiwanya akan terus berusaha menggapai
yang lebih luas dan lapang dari langit dan bumi
serta segala isinya....
AVOID THESE – AGE GRACEFULLY

Free radicals.

Free radicals are chemically unstable molecules
that attack your cells and damage your DNA.
You can limit your exposure to them by avoiding
cigarettes, trans fats, charred meats, and other
sources.

Organic fruits and vegetables will also limit your
exposure to pesticides and herbicides, which
contain the harmful molecules.

Inflammation.

Inflammation is a major player in many diseases
of aging, including cancer, diabetes, heart
disease, and Alzheimer's. One way to avoid it is
to follow a Mediterranean-style diet.
Other great anti-inflammatory foods include
turmeric, dark chocolate, and the anti-aging
chemical resveratrol. Exercise is another great
way to lower inflammation.

Glycation.

Glycation is what happens when sugar mixes with
proteins and fats to form molecules that promote
aging. Advanced glycation end products, or AGEs,
are thought to accelerate your aging process by
churning out free radicals and promoting
inflammation. One way to avoid ingesting AGEs
is to turn down the heat when you cook.
The browning effect of high-heat cooking causes
these molecules to form. Limiting your intake
of sugar-filled foods in general will also help.

Stress.

Stress initiates the release of a variety of hormones
that make your pulse race and cause your blood
pressure to rise. The hormone cortisol, released
to lessen these effects, also creates problems when
it remains chronically elevated. Try practicing
relaxation techniques to help manage stress, and
get enough sleep every night.

Sources:
U.S. News & World Report July 29, 2010
The Guardian August 1, 2010

Friday, August 20, 2010

TAZKIRAH RAMADHAN

Sedar tak sedar 1/3 telah berlalu!
Dan 1/3 itu banyak!

Sesungguhnya 1/3 telah berlalu!
Dan 1/3 adalah banyak. Bagaimana
amalan pada 1/3 yang lalu?

Masa terlalu suntuk untuk lemah dan
bermalas-malas. Bangkit segera!
Rungkaikan selimut kerehatan!
Ramadhan sedang bergerak pantas
meninggalkan sesiapa yang malas!

Ketepikan kemalasan!
Nyahkan kelemahan!
Kejar keampunan!
Buru ketaqwaan!
Penatkan badan dalam ketaatan!

Wahab bin Munabbih berkata: Sesiapa
yang bersungguh-sungguh mengerjakan
ibadah, akan bertambah kekuatannya.
Dan sesiapa yang bermalas-malas, dia
akan bertambah lesu dan lemah.

Thabit al-Bannani berkata, seorang ‘abid
berkata kepadanya: Apabila aku tidur,
lepas itu aku terjaga, kemudian aku cuba
tidur kembali, Allah tidak akan tidurkan
mataku lagi.

Beliau menambah: Tidak dinamakan
seseorang ‘abid itu ‘abid sekalipun terdapat
padanya semua aspek kebaikan melainkan
dia memiliki dua ciri: puasa dan solat.

Kedua-dua ciri itu merupakan sebahagian
daripada darah dan dagingnya.

Abu Ishak as-Subai’ei menderita sakit,
seluruh anggotanya lemah selama dua
tahun sebelum menemui ajalnya. Dia
tidak berupaya untuk bangun tanpa
pertolongan orang lain. Apabila dia
sudah berdiri tegak (dengan bantuan
orang lain), dia memulakan solat, membaca
1000 ayat dalam keadaan berdiri!

Subhanallah! Alangkah malunya kita.
Mari sama-sama kita manfaatkan sepenuhnya
Ramadhan yang masih berbaki 2/3 dengan
berpuasa dalam erti kata yang sebenarnya,
qiamul-lail, tilawah, istighfar, sedekah,
menyediakan makan untuk orang berbuka
puasa, menghubungkan silatul-rahim,
berda'wah dan lain-lain.

Mari tingkatkan iman dan taqwa, gandakan
amal, jejaki Lailatul-Qadar!
Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan
hamba yang dibebaskan dari api neraka! Amin….!

أختكن فى الله
كق مزنة

Monday, August 16, 2010

KATA-KATA HIKMAH

L.E.A.R.N.

LEARN to LOVE : sesama manusia, cinta Alam,
memupuk kasih sayang dan persaudaraan sejati.....

LEARN to EARN : mencari rezeki dan pendapatan
yang Halal lagi diberkati...

LEARN to have a good ATTITUDE : sikap dan
pendirian yang betul yang tidak bercanggah
dengan ajaran yang benar....

Learn to manage a good REST : supaya sentiasa
fit physically, spiritually, mentally, emotionally ....

LEARN to have a balanced diet and a good
NUTRITION : makanan dan pemakanan
seimbang....

Ya,kita senantiasa di dalam proses belajar..... Learn.....learn.....learn....

Sampailah kita dikuburkan dan bertemu dengan Allah ...

Maka proses LEARN pun TAMMAT....

Sunday, August 8, 2010

10 Pohon Ramadhan

Ibarat sebuah tanaman, maka amaliyah
Ramadhan adalah pohonnya. Mediumnya
adalah bulan Ramadhan. Pohon apa yang
kita tanam di medium Ramadhan, itulah
yang akan kita petik, itulah yang akan kita
ni'mati. Karena “siapa menanam dia yang
menuai”.

Pertanyaannya; Pohon apakah yang perlu
kita tanam di bulan suci ini?

Paling tidak ada 10 pohon Ramadhan yang
mesti kita tanam di medium bulan
Ramadhan ini:

Pohon pertama, puasa. Tidak sekedar menahan
hal yang membatalkan puasa –makan, minum
dan berhubungan biologis - dari terbit fajar
sampai terbenamnya matahari saja. Karena,
kalau hanya sekedar menahan yang demikian,
boleh jadi anak kecil, bisa melakukannya.
Betapa anak-anak kita sudah belajar puasa
semenjak dibangku sekolah bukan?

Nah, kalau demikian, apa bezanya puasa kita
dengan mereka? Harus ada nilai lebih, yaitu
menjaga dari yang membatalkan nilai dan pahala
puasa.
Apa yang membatalkan nilai puasa? Di antaranya
bohong, ghibah, namimah, mengumpat, hasud dan
penyakit hati lainnya. Dengan demikian, mata,
telinga, lisan, tangan, kaki dan anggota badan kita
ikut serta berpuasa.

“Betapa banyak orang yang puasa, tidak mendapatkan
sesuatu kecuali hanya rasa lapar dan dahaga semata.”
Begitu penegasan Rasulullah saw.

Pohon kedua, sahur. Sahur tidak pengganti sarapan
pagi, bukan juga penambah makan malam. Namun
sahur yang penuh berkah, yang dilakukan diakhir
men jelang waktu fajar. Di sinilah waktu-waktu yang
sangat mahal, doa dikabulkan, permintaan dipenuhi.
Sehingga ketika melaksanakan sahur tidak sambil
nonton hiburan, tayangan yang melenakan, oleh media
elektronik. Sibukkan diri dan keluarga kita dengan
mensyukuri nikmat Allah dengan bersama-sama
melaksanakan sunnah sahur ini dengan penuh hikmat
dan kekeluargaan.
“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkatan.”
Begitu sabda Rasulullah saw. mengajarkan.

Pohon ketiga, iftar (Buka puasa). Sunnah buka puasa
itu disegerakan. Ketika dengar kumandang azan
Maghrib, segera lakukan buka puasa. Jangan tunda,
jangan di tangguh2kan.

Dengan apa kita iftar? Sunnahnya dengan ruthab atau
kurma muda. Berapa biji? Bilangan ganjil satu atau
tiga biji. Kalau tidak ada, seteguk air putih. Itu yang
dilakukan Rasulullah saw., bukan dengan memakan
aneka hidangan, bukan. Dan Rasulullah saw. pun
baru makan besar setelah shalat tarawih.
Iftar bukan kerana balas dendam, seharian manahan
lapar, seakan ingin melampiaskan rasa laparnya
dengan memakan semua yang ada. Perilaku ini tentu
tidak akan membawa perubahan dalam kehidupan
pelakunya. Justeru dengan berlapar-lapar sambil
merenungkan hikmah puasa dan menjadi bukti
kesyukuran adalah sebagian dari target berpuasa.
Sehingga dengan sedar dan hikmah kita berdoa
saat berbuka:
“Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, dengan rezki-Mu
aku berbuka, telah hilang rasa haus-dahagaku,
kerongkongan telah basah, karena itu tetapkan
pahala bagiku, insya Allah.”

Pohon keempat, solah terawih. Terawih berasal dari
akar kata “raaha-yaruuhu-raahatan-watarwiihatan-
yang artinya rehat, istirahat, santai. Sehingga solah
terawih adalah solah yang dilaksanakan dengan
toma’ninah, santai, khusyu’ dan penuh penghayatan,
bukan hanya sekedar mengejar target bilangan
raka'atnya saja, mahu delapan, dua puluh atau
empat puluh.... kerjakanlah dengan memperhatikan
rukun, wajib, dan sunnah solahnya.

Kalau kita disuruh memilih, apakah solah terawih di
masjid yang dalamnya dibaca “idzaa jaa’a nashrullahi
wal fathu” atau solah terawih di masjid yang baca
“idzaa jaa’akal munaafiquna qaaluu nasyhadu innaka
larasuuluh…” Pilih mana?
Kita tidak dalam posisi membandingkan surah yang
dibaca, semua adalah surah dalam Al-Qur’an, namun
kita ingin membandingkan sikap kita, apa kita pilih
yang panjang-panjang namun khusyu’ atau pilih yang
pendek-pendek namun secepat kilat.

Umat Islam harus berani menilai diri dalam hal
perlaksanaan solah terawih ini. Sebab, sudah kesekian
kali kita melaksanakan solah terawih dalam hidup
kita, namun kita belum bisa meresapi, merenungkan
dan mendapatkan manisnya solah, bermunajat kepada
Allah swt. secara langsung.

Bukankah Rasulullah saw. meneladankan kepada
kita, bahwa beliau solah terawih, di reka’at pertama
setelah beliau membaca surat Al-Fatihah, beliau
membaca surah Al-Baqarah sampai selesai, para
sahabat mengira beliau akan ruku’, namun beliau
melanjutkan membaca surah An-Nisa’ sampai selesai,
para sahabat kembali mengira beliau akan ruku’,
namun kembali beliau membaca surah Ali-Imran
sampai selesai, baru beliau ruku’. Sedangkan ruku’,
i’tidal dan sujud beliau lamanya seperti beliau berdiri
rakaat pertama. Subhanallah!

Tentu kita tidak sekuat Rasulullah saw. namun yang
kita teladani dari beliau adalah pelaksanaannya,
dengan cara yang toma’ninah, khusyu’ dan penuh
tadabbur.

Pohon kelima, tilawatul Qur’an. Membaca Al-Qur’an.
Atau yang populer adalah tadarus Al-Qur’an.
Tadarus tidak hanya dilakukan di bulan suci ini,
juga dilakukan setiap hari di luar Ramadhan,
namun pada bulan suci ini tadarus lebih dikuatkan,
ditambahkan kuantitas dan kualitasnya. Setiap
malam, Rasulullah saw. bergantian bertadarus
dan mengkhatamkan Al-Qur’an dengan malaikat
Jibril.

Imam Malik, ketika memasuki bulan suci Ramadhan
meninggalkan semua aktivitas keilmuan atau
memberi fatwa. Semua ia tinggalkan hanya untuk
mengisi waktu Ramadhannya dengan tadarus.

Imam Asy-Syafi’i, si-empunya madzhab yang diikuti
di negeri ini, ketika masuk bulan Ramadhan ia
mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali, sehingga
beliau khatam Al-Qur’an 60 kali selama sebulan
penuh. Subhanallah!
Kita tidak perlu mendebat, apakah itu mungkin?
Bagaimana caranya beliau bisa melakukan hal itu?
Esensi yang jauh lebih penting adalah, semangat dan
mujahadah yang kuat itulah yang mesti kita miliki
dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

Pohon keenam, ith’aamul iftar (memberi berbuka
puasa). Jangan diremehkan memberi berbuka
puasa kepada orang yang berpuasa, baik
langsung maupun lewat masjid. Walau hanya
satu butir kurma, satu teguk air, makanan,
minuman dan lainnya. Sebab, nilai dan pahalanya
sama seperti orang yang berpuasa yang kita
kasih berbuka itu. Di negara-negara Timur-Tengah,
tradisi dan sunnah memberi buka puasa ini
sangat kental. Hampir-hampir setiap rumah
membuka pintu selebar-lebarnya bagi para
kerabat, musafir, tetangga, sahabat, untuk
berbuka bersama dengan mereka.

Kita jadikan memberi buka bersama ini sebagai
sarana menebar kepedulian, kekeluargaan,
keakraban, dengan sesama, lebih lagi sebagai
sarana fastabiqul khairat.

Pohon ketujuh, i’tikaf. Melaksanakan i’tikaf 10
hari akhir Ramadhan. Inilah amalan sunnah
muakkadah yang tidak pernah ditinggalkan
Rasulullah saw. semasa hidupnya. Lebih dari 8
atau 9 kali beliau beri’tikaf di bulan suci ini,
bahkan di tahun di mana beliau meninggal,
beliau beri’tikaf 20 hari akhir Ramadhan.
Beliau membangunkan istri-sitrinya, kerabatnya
untuk menghidupkan malam-malam mulia
dan mahal ini. (baca i’tikaf)

Pohon kedelapan, taharri lailatail qadar.
Memburu lailatul qadar. Usia rata-rata umat
Muhammad adalah 60 tahun, jika lebih, itu kira
bonus dari Allah swt. Namun usia yang relatif
pendek itu bisa menyamai nilai dan makna usia
umat-umat terdahulu yang bilangan umur mereka
ratusan bahkan ribuan tahun. Bagaimana caranya?
Ya, dengan cara memburu lailatul qadar, sebab
orang yang meraih lailatul qadar dalam kondisi
beribadah kepada Allah swt., berarti ia telah
berbuat kebaikan sepanjang 1000 bulan atau
84 tahun 3 bulan penuh. Jika kita meraih lailatul
qadar sekali, dua kali, tiga kali, dan seterusnya,
maka nilai usia dan ibadah kita bisa menyamai
umat-umat terdahulu.

Rahsia inilah yang di yaumil akhir kelak, umat
Muhammad saw. dibangkitan dari alam kubur
terlebih dahulu, dihisab terlebih dahulu, di
masukkan ke syurga terlebih dahulu, dan juga
dimasukkan ke neraka terlebih dahulu,
waliyadzu billah.

“Pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik
dari seribu bulan, siapa yang terhalang dari
kebaikannya berarti ia telah benar-benar
terhalang dari kebaikan.” (H.R. Ahmad)

Pohon kesembilan, umrah. Melaksanakan
ibadah umrah dibulan suci Ramadhan,
terutama 10 akhir Ramadhan. Sebab
melaksanakan umrah di bulan suci ini
seperti malaksanakan ibadah haji atau
ibadah haji bersama Rasulullah saw.

“Umrah di bulan Ramadhan sebanding
dengan haji.” Dalam riwayat yang lain:
“Sebanding haji bersamaku.” (HR. Bukhari
dan Muslim)

Pohon kesepuluh, menunaikan ZISWAF,
yaitu mengeluarkan zakat, infaq, sedekah
dan wakaf. ZISWAF adalah merupakan ibadah
maaliyah ijtima’iyyah, ibadah yang terkait
dengan harta dan berdampak pada manfaat
sosial. Mengeluarkan ZISWAF tidak hanya
di bulan suci Ramadhan, kecuali zakat fitrah
yang memang harus dikeluarkan sebelum
solah iedul fitri, sedangkan zakat-zakat yang
lain, sedekah dan infaq dilakukan bila2 saja dan
di mana saja, namun karena bulan Ramadhan
menjanjikan kebaikan berlipat, biasanya
kesempatan ini tidak disia-siakan umat muslim,
sehingga umat muslim berbondong-bondong
menunjukkan kepeduliannya dengan berZISWAF.
Tentu dilakukan dengan baik, benar dan
tidak memakan korban. Lebih baik lagi jika
disalurkan lewat Lembaga Amil Zakat yang
memang mengelola dana-dana umat ini
sepanjang hari, tidak hanya tahunan.
Berbicara tentang potensi ZISWAF di negeri
ini sangatlah besar jumlah, setiap tahunnya
potensi ZISWAF itu 19, 3 Trilyun Rupiah.
Subhanallah, dana yang tidak sedikit yang
jika bisa digali, diberdayakan, maka ekonomi
umat Islam akan lebih baik.

Inilah 10 pohon Ramadhan, “Siapa menanamnya
ia akan menuai”, biidznillah. Allahu a’lam.....

Friday, August 6, 2010

RAMADHAN YANG DI NANTI OLEH PENGHUNI
LANGIT DAN BUMI

Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang telah
menganugerahkan makhluk-Nya satu bulan yang
dilimpahi segala kebaikan dan keistimmewaan
yang tak terperikan. Seluruh makhluk di langit
dan di bumi teruja menanti ketibaan bulan mulia
penuh barakah itu. Bulan yang satu-satunya
disebut namanya di dalam kitab suci al-Quran
dan dikaitkan pula dengan perisitiwa turunnya
kitab itu sendiri!

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ‌ۚ

“(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah)
bulan Ramadhan yang padanya diturunkan
Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian
manusia dan menjadi keterangan-keterangan
yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan)
perbezaan antara yang benar dengan yang
salah….” Al-Baqarah 2:185.

Mereka yang mengetahui dan menghargai
anugerah yang agung ini pastinya ternanti-
nanti penuh rindu dan mengharap agar di
pertemukan dengan Ramadhan dan berazam
untuk meraih sebanyak-banyaknya kebaikan
dan kelebihan yang dijanjikan.

Renungkan betapa alam buana ini dipersiapkan
untuk menanti ketibaan Ramadhan!

1. Pintu-pintu langit dibuka sepanjang bulan
Ramadhan sebagaimana dinyatakan di dalam
sepotong Hadis yang bermaksud: “Apabila tiba
malam pertama Ramadhan, dibuka semua pintu
langit, tidak akan ditutup satupun daripadanya
sehinggalah ke malam terakhir Ramadhan”
Riwayat al-Munziri daripada Abi Sa’eid al-
Khudri di dalam ‘at-Targhib wa at-Tarhib’.

2. Dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-
pintu neraka, dipasung syaitan-syaitan.
(Maksud Hadis riwayat Muslim daripada
Abu Hurairah r.a.)

3. Setiap malam penghuni langit menyeru penghuni
bumi sehingga tersembul fajar: “Wahai pencari
kebaikan, mara dan bergembiralah! Wahai pencari
kejahatan, undur dan berhentilah! Siapakah yang
ingin memohon ampun, lalu dia diampun?
Siapakah yang ingin bertaubat, lalu dosanya
dihapuskan? Siapakah yang ingin meminta, lalu
permintaannya ditunaikan?” (Maksud Hadis
riwayat al-Munziri daripada Abdullah bin
Mas’ud r.a.

Itu merupakan sebahagian persediaan ahli langit
untuk menyambut ketibaan Ramadhan. Maka
apakah persediaan ahli bumi?

1. Perlu memahami dan meyakini peluang yang
sangat besar serta tawaran yang cukup hebat ini.
Rasai dan syukuri betapa bertuahnya diberi
peluang menyambut Ramadhan sekali lagi,
peluang yang mungkin terakhir. Maka tanamkan
azam seutuhnya di dalam diri untuk mengisi
Ramadhan dengan segala kebaikan yang termampu.

2. Ingat selalu sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud:
“Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dalam keadaan
dia mengetahui batasan-batasannya dan
memelihara diri daripada melakukan perkara
yang tidak sepatutnya dilakukan, akan dihapuskan
daripadanya dosanya yang lalu” Riwayat Ibn Hibban
dan al-Baihaqiy daripada Abi Sa’eid al-Khudriy r.a.
Dosa terhapus bermakna selamat dari siksa api neraka!

3. Siapkan senarai amalan yang hendak dibuat
dengan kefahaman setiap kebaikan diberi pahala
berlipat kali ganda. Nabi s.a.w. bersabda maksud
nya: “Sesiapa yang mendekatkan diri kepada Allah
dengan satu kebaikan (yang sunat), baginya pahala
seperti melakukan yang wajib pada bulan selainnya.
Sesiapa yang menunaikan satu amalan yang wajib,
baginya pahala seperti menunaikan 70 amalan
yang wajib pada bulan selainnya. Ramadhan adalah
bulan ditambahkan rezeki orang yang beriman”.
Riwayat al-Munziri

4. Ingat memperingati dan berlumba-lumba mengejar
kebaikan selari dengan gesaan Rasulullah s.a.w. di
dalam Hadis yang bermaksud: “Telah datang kepada
kamu Ramadhan, bulan barakah yang dicurahkan
Allah ke atas kamu. Dia menurunkan rahmah,
menghapuskan dosa dan memaqbulkan doa. Allah
melihat kepada kamu yang berlumba-lumba
(melakukan kebaikan) di bulan Ramadhan dan
Dia berbangga di hapadan malaikat-Nya. Maka
perlihatkanlah kepada Allah dirimu yang baik.
Sesungguhnya orang yang celaka itu ialah orang
yang dihalang daripada mendapat rahmah-Nya
di bulan Ramadhan”. Riwayat al-Munziri daripada
Ubadah bin as-Samit.

5. Mohon doa sebanyak-banyak di waktu yang di
janjikan mustajab pada setiap hari bulan Ramadhan,
iaitu ketika berbuka. “Tiga golongan yang tidak di
tolak doa mereka, orang yang berpuasa ketika ia
berbuka, imam (pemimpin) yang adil dan orang
yang dizalimi” Maksud Hadis riwayat Ahmad
daripada Abu Hurairah r.a.

6. Jagalah anggota, khususnya mata, telinga dan
lidah dari melakukan perkara yang haram. Nabi
s.a.w. bersabda maksudnya: “Puasa itu perisai.
Maka janganlah kamu mencarut dan jangan
berkelakuan bodoh. Jika seseorang memerangimu
atau mencacimu, maka katakanlah kepadanya
‘sesungguhnya aku berpuasa’ sebanyak dua kali.
Demi Tuhan yang jiwaku di dalam tangan-Nya,
bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah Ta’ala daripada wanginya kasturi.
Allah berfirman yang bermaksud : dia telah
meninggalkan makanan, minuman dan nafsu
syahwahnya kerana-Ku. Puasa adalah untuk-Ku
dan Akulah yang akan memberi ganjarannya.
Dan setiap satu kebaikan itu sepuluh kali ganda
seumpama dengannya” (Maksud Hadis riwayat
al-Bukhari daripada Abu Hurairah r.a.)

Marilah sama-sama kita berdoa agar diri kita
termasuk dalam golongan mereka yang menghargai
anugerah yang hebat ini serta berjaya memperoleh
syurga yang dijanjikan untuk hamba-Nya yang berpuasa.
Amien........

Ustazah Maznah Daud