Surah Muhammad ayat 7 :
"Wahai orang- orang yg beriman,
jika kamu menolong Allah, nescaya Dia akan
menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu."

Sunday, April 11, 2010

CINTA FOTOKOPI


Alhamdulillah,

Pada 4 April 2010, bersamaan dengan hari Ahad, satu program remaja yang diberi nama ‘CINTA FOTOKOPI, CINTA ORI PADA ILAHI’ yang dianjurkan oleh Wanita JIM Batu dan KRJ dengan kerjasama Persatuan Kebajikan Penduduk telah berjaya dijalankan di Surau Al-Amin, Taman Setapak Indah. Seramai 27 peserta yang terdiri daripada anak-anak remaja yang datang dari Taman Setapak Indah dan dari JIM Batu sendiri telah hadir untuk mengikuti program ini. Diharap program ini dapat memberi kesedaran dan ilmu tambahan kepada para remaja sebagai benteng pertahanan diri daripada terpengaruh dengan unsur-unsur negatif dari luar.









Peserta Perempuan dan Peserta Lelaki

Program dimulakan dengan sesi pengenalan terhadap KRJ oleh pengendali program iaitu Bai. Pengisian awal lebih kepada penerangan tentang apa itu cinta dan kenapa tajuk program diberi nama cinta fotokopi. Cinta itu fitrah tetapi perlu disalurkan ke tempat dan masa yang betul. Terdapat banyak slide yang menarik dapat dipaparkan sepanjang program dijalankan bagi menarik minat para remaja. Seterusnya, program terpaksa berhenti untuk rehat lebih awal bagi memberi laluan kepada para jemaah masjid menunaikan solat jenazah. Alhamdulillah, anak-anak remaja kita dapat menimba pengalaman baru dengan turut serta menunaikan solat jenazah di surau.

Kemudian, program diteruskan lagi dengan sedikit permainan untuk merehatkan minda. Seterusnya, para peserta diterangkan dengan punca-punca zina dan kesan buruk jika berlakunya zina. Antara slide yang terakhir memaparkan gambar-gambar bayi yang dibuang akibat daripada perbuatan zina dan sedikit sebanyak dapat menyuntik kesedaran di dalam hati anak-anak remaja kita. Program disudahi dengan bacaan ikrar dan doa yang disampaikan oleh Bai.


Sekitar program dan sedikit gambar untuk dikongsi

Bersama Bai

Permainan panjang,pendek,tinggi,rendah

Peringkat akhir permainan panjang,pendek,tinggi,rendah

Muhasabah diri

Ikrar

JKRemaja

Tuesday, April 6, 2010

SELURUH KEHIDUPAN INI ADALAH UJIAN ALLAH

Semua pujian kepada Allah yang memberi petunjuk kepada kita semua.

Dia lah yang yang menjadikan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah
di antara kamu yang lebih baik amalannya. Al-Mulk -2.

Kami uji mereka dengan kebaikan dan keburukan supaya mereka kembali
Al-'araf 168

Seluruh kehidupan ini adalah ujian, sama ada baik atau buruk.
Seringkali orang ingat ujian Allah apabila ia ditimpa sesuatu yang tidak di sukai.
Ia patut ingat juga ujian Allah apabila ia mendapat sesuatu yang disukai.

Kerana Allah menguji apabila senang, apakah amalan kita.
Sama seperti apabila susah, apakah amalan kita.

Dia lah yang yang menjadikan mati dan hidup untuk menguji kamu siapakah
yang lebih baik amalannya. Al-Mulk -2.

Sering kita lupa asalnya kita semua mati, kita bercakap tentang hidup
seolah-olah kita belum pernah mati hingga yang memberi tazkiratul maut pun
ada yang terlupa perkara ini. Tentunya kita akan kembali mati sekali lagi dan
hidup semula sekali lagi.

Tiga golongan dalam menghadapi ujian
1) golongan yang lupa Allah dengan ujian yang baik
dan berputus asa bila diuji dengan yang buruk. mohon Allah lindungi kita

2) golongan yang ingat Allah apabila ujian buruk
tetapi lupa apabila ujian baik -- Mohon Allah bantu perbaiki diri kita

3) Sungguh anih urusan orang mukmin apabila senang dia bersyukur
apabila ditimpa bencana dia bersabar kedua-duanya bermanafaat kepadanya.
Mohon Allah permudahkan kita menjadi sedemikian.

Thursday, April 1, 2010

Sejujurnya, apa yang kita ajar anak-anak kita dlm hal kematian???


Sejauh-jauh kaki melangkah, umur kita akan berakhir juga. Kelak, di suatu waktu yang kita tak pernah tahu bila datangnya, Allah Ta'ala akan mengirimkan utusan-Nya untuk menemui kita dan menghantarkan ruh kita ke hadapan-Nya. Akan ada tangis dan rasa kehilangan bagi orang-orang yang kita tinggalkan, meskipun tangisan itu mungkin tertahan di dalam dada. Akan ada doa-doa yang diucapkan sebagai ungkapan cinta yang begitu besar, meskipun sebesar-besarnya cinta, mereka tak akan mau menemani kita dalam kubur. Maka ketika itu, segala bentuk penghormatan tak berguna lagi. Hanya tiga yang masih boleh kita harapkan selain amal-amal yang sudah selesai pencatatannya: ilmu yang manfaat, amal jariyah, dan anak-anak solih yang mendoakan.

Kalau hari ini kita berharap anak-anak kita menjadi orang-orang hebat, punya gelar yang berderet-deret panjang, memiliki catatan prestasi yang tinggi, dan di waktu sekolah mereka selalu menjadi bintang kelas, maka itu semua tak lagi kita perlukan ketika malaikat Allah datang bertamu, untuk memeriksa amal-amal kita. Tepuk tangan tak lagi indah untuk dikenang jika ia hampa dari kebaikan. Prestasi menakjubkan tak lagi membahagiakan jika tak disertai dengan keimanan. Bahkan doa-doa yang mereka panjatkan, tak ada artinya bagi kita jika tak disertai kesolihan. Bukankah doa-doa mereka hanya akan berguna apabila dipanjatkan dengan jiwa yang penuh kesolihan? Waladun solihun yad'ulah bermakna kesolihan yang diiringi dengan kesediaan untuk mendoakan orangtuanya.
Tak ada gunanya mereka berdoa untuk kita bila pada diri mereka tak ada kesolihan, sebab solih dulu baru doa. Andaikata anak-anak kita hidupnya penuh kesolihan, itu sudah cukup untuk menghantarkan kita pada kemuliaan di akhirat. Sebab setiap kali mereka melakukan ibadah dan amal solih, selalu ada kebaikan yang tercatat untuk kita. Bukankah kita yang mengajarkan kebaikan pada mereka? Dan bukankah kalau kita mengajarkan kebaikan, lalu orang mengikutinya, maka bagi kita pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya?
Wallahu a'lam bisowab.

Teringatlah saya dengan firman Allah 'Azza wa ta’ala,
"Syurga'Adn. Mereka masuk ke dalamnya bersama mereka yang solih dari orangtua mereka, isteri-isteri mereka, dan anak cucu mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu." (Ar-Ra'du: 23).
Lihatlah! Allah sudah ciptakan syurga 'Adn untuk kita dan anak-anak kita. Ia ciptakan pula malaikat-malaikat yang akan masuk dari semua pintu untuk melayani segala yang kita mau. Ia ciptakan semua itu untuk kita dan anak-anak kita yang solih. Tetapi sudah solihkah kita sehingga berani berharap anak-anak yang solih? Fikir dan renungkanlah ke dalam diri kita. Kiranya tanpa pertolongan Allah, apakah yang dapat kita harapkan dari dunia ini? Sedangkan TV selalu mengajak kita untuk lalai? Bahkan tayangan-tayangan yang disebut sebagai berunsur agama pun, lebih banyak yang meruntuhkan iman daripada yang membangunkannya.
Ah, diam-diam saya teringat dengan firman Allah ketika memperingatkan Rasulullah Sollallahu 'alaihi wassallam:
"Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras." (Al-Baqarah: 204).
Berhentilah berharap dari apa yang tidak kita usahakan. Berhentilah bermimpi tentang TV yang bersiaran untuk kesempurnaan ruhiyah anak-anak kita, kecuali jika engkau berbuat yang nyata. Kelak kita tak dapat beri alasan kepada Allah di Yaumil-Hisab apabila anak kita lemah imannya dan rapuh jiwanya gara-gara TV. Tetapi apakah tanpa nonton TV anak-anak kita terselamat dari pengaruh negatif? Maka, apabila sekali waktu dadamu terasa sesak mendengar perkataan yang tidak layak dari anak-anak, mohonkanlah kepada Tuhanmu dengan jiwa yang menangis. Mohonkanlah dengan sungguh-sungguh, semoga setiap letih dan sedihmu akan menghantar mereka pada kemuliaan. Sesungguhnya di bawah telapak kakimu, wahai para ibu, ada syurga anak-anakmu. Dan pada ruang batinmu, terletak keselamatan mereka di dunia hingga akhirat.
Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Jika yang ada di ruang batinmu adalah dunia, maka ketika mengajarkan agama pun, dunia yang sampai pada mereka. Kita ajarkan berdoa pada mereka, tetapi yang mereka harap dari doa itu adalah dunia. Mereka rajin berpuasa isnin dan khamis, tetapi mereka menahan lapar bukan karena mencintai sunnah Nabi, melainkan agar hajat-hajatnya pada dunia tercapai dan harapannya terkabul.

Sebaliknya jika yang ada di ruang batinmu adalah harapan pada kehidupan yang kekal di kampung akhirat, insya Allah kemana pun mereka berjalan, di situlah mereka menghadapkan wajahnya kepada Allah. Inilah yang akan mengawal mereka, mengawasi perbuatan mereka, dan menjaga tindakan mereka. Dan inilah sebaik-baik pengawasan, sebab ia tidak mempersyaratkan hadirnya kita setiap saat. Alangkah banyak orangtua yang menggunakan kekuatannya untuk membuat anak tunduk. Sementara mereka lupa bahwa badan yang segar ini akan lemah juga, suara yang keras ini akan sayu-sayup juga, dan mata yang selalu awas ini akan kehilangan kekuatannya juga; baik karena anak-anak yang semakin jauh ruang geraknya atau karena mata kita telah dimakan usia.
Mengingat ini semua, maka siapkanlah anak-anak kita untuk hidup di negeri akhirat. Apa pun yang engkau kerjakan, jadikan ia sebagai jalan untuk mempersiapkan mereka menghadap Tuhannya. Kalau di saat dinginnya malam menusuk tulang mereka menyusahkan kita, maka ikhlaskanlah kesusahan itu. Semoga Allah cukupkan kesusahan sampai di situ. Tidak berpanjang-panjang hingga akhirat. Sebab di hari kiamat, setiap kesusahan tak dapat diselesaikan, kecuali apabila kita mendapat syafa'at.
Kalau engkau bangun di tengah malam untuk membuatkan susu untuk anakmu, bancuhlah ia dengan bersungguh sambil mengharap agar setiap titis yang masuk ke kerongkongnya akan menyuburkan setiap benih kebaikan dan menyingkirkan setiap bisikan yang buruk. Kalau engkau menyuapkan makanan untuknya, maka mohonlah kepada Allah agar setiap makanan yang mengalirkan darah di tubuh mereka akan mengukuhkan tulang-tulang mereka, membentuk daging mereka, dan membangkitkan jiwa mereka sebagai penolong-penolong agama Allah. Semoga dengan itu setiap suapan yang masuk ke mulut mereka akan membangkitkan semangat dan meninggikan martabat. Mereka bersemangat untuk senantiasa menuntut ilmu, menunaikan amanah dan meninggikan nama Tuhannya, Allah 'Azza wa Jalla.

Kalau setiap kali ada yang engkau inginkan dari dunia ini, perdengarkanlah kepada mereka pengharapanmu kepada Allah, sehingga mereka akan dapat merasakan sepenuh jiwa bahwa hanya kepada Allah kita meminta. Sesungguhnya anak-anak yang kuat jiwanya adalah mereka yang yaqin kepada janji Tuhannya. Mereka tidak meminta-minta pada manusia, dan tidak takjub pada nama-nama orang yang disebut dengan penuh pujian. Hari ini, anak-anak kita sedang dilemahkan oleh media. Mereka diajak menakjubi manusia. Padahal manusia yang ditakjubi itu tiada kuasa untuk membuat diri mereka sendiri bersinar. Padahal untuk dapat disebut idola, mereka memerlukan dukungan suara-suara kita.

Ajarkan pada mereka keinginan untuk berbuat bagi agama Allah. Bangkitkan pada diri mereka tujuan hidup yang sangat kuat. Jika dua perkara ini ada pada diri mereka, insya Allah mereka akan tumbuh sebagai orang-orang yang penuh semangat. Kecerdasan mereka akan melonjak, berkembang pesat dan bakatnya akan tumbuh dengan baik. Mengikut teori kecerdasan majemuk, ada kecerdasan yang apabila berkembang akan merangsang kecerdasan lain untuk berkembang lebih pesat. Sementara pada anak-anak yang usianya telah tidak memungkinkan lagi mengembangkan kecerdasan, maka potensi kecerdasan yang ada akan melonjak secara lebih optimal. Nah, kecerdasan yang dapat merangsang jenis-jenis kecerdasan lain itu adalah kecerdasan eksistensial. Intinya pada kepekaan untuk merasakan, menghayati dan memahami tujuan hidup di atas pijakan keyakinan terhadap Tuhan.
Tanamkan juga pada diri mereka kesedaran untuk belajar menemukan fardhu kifayah di luar solah jenazah yang menyangkut kepentingan ummat ini, insya Allah yang demikian ini akan mengasah kepekaannya terhadap tanggung jawab. Setiap saat ia belajar berfikir apa yang patut dan sebaiknya dikerjakan bagi umat ini, sehingga membuat potensinya terasah dan kreativitasnya berkembang. InsyaAllah.

Demikianlah. Setelah Allah berikan dunia kepada kita, maka apa lagikah yang kita harapkan kecuali akhirat?*

Penulis : Muhammad Fauzil Adhim