TIMBANGLAH DIRIMU SEBELUM KAMU DI TIMBANG
Marilah kita sejenak menundukkan pandangan kita ke bawah iaitu ke tanah di mana kita berasal dan
ke sana pula akhir hidup kita.
Mari kita luangkan waktu sedikit sahaja untuk :
a. Merenungi diri.
b. Bertafakur.
c. Muhasabah.
d. Membuat penilaian terhadap diri kita.
sebelum Allah Yang Maha cermat perhitunganNya
menghisab kita di Yaumul Akhir.
Rasulullah saw bersabda :
"Hisablah diri kamu sebelum kamu dihisab,
timbanglah diri kamu sebelum kamu ditimbang,
kerana sungguh mudah hisab di hari kiamat
bagi orang yang melakukan hisab di dunia.
Maka berhias dirilah dengan amal soleh untuk
sebuah peristiwa besar pada hari kiamat."
Kita tidak tahu bila Allah menghisab setiap
lembaran kehidupan kita. Bahkan kita tidak
tahu bila degupan jantung kita akan berhenti
samada setahun lagi, sebulan lagi, sejam lagi,
atau mungkin setelah kita membaca catatan
ini. Tidak ada yang tahu, bahkan boleh jadi
kita sudah tidak dapat berdiri lagi dari tempat
duduk kita sendiri selepas ini.
Kebaikan apakah yang kita lakukan dan akan
kita bawa sebagai bekalan perjalanan keabadian
menuju negeri akhirat yang panjang dan berliku.
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memper
hatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan." (QS Al Hasyr : 18)
"Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
esok. Dan tidak seorangpun yang dapat menge
tahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguh
nya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal." (QS Luqman : 34)
Sangat banyak nikmat dan kurniaan yang Allah
berikan kepada kita yang ternyata tidak ber
kadar lurus dengan kesyukuran dan ketaatan
kita kepadaNya.
Entah mengapa kurniaan dan nikmat yang
banyak itu, justeru jatuh kepada kita yang
kini sedang bermunajat dan bertafakur ini.
Padahal jika kita berani bersikap jujur, apa
lah kelebihan kita?
Apakah keunggulan kita dibandingkan
dengan orang lain?
Cubalah tengok diri kita ini!!!
Kita hanyalah selonggok daging berbalutkan
tulang yang terus membungkus aib dan
maksiat dari hari ke hari yang kita jalani.
Seandainya dosa dan maksiat yang kita lakukan,
menimbulkan bau busuk, maka sungguh tiada
seorangpun yang ingin duduk dan bergaul
dengan kita kerana sungguh bumi tempat
berpijak kita ini akan dipenuhi dengan ber
bagai macam bau busuk maksiat.
Tahukah kita bahwa pada hari kiamat nanti,
mulut kita akan terkunci membisu. Satu huruf
pembelaan pun tidak kuasa kita lontarkan
kerana mulut kita ditutup rapat oleh Allah swt.
Segala anggota tubuh kita akan diminta per
tanggungjawaban secara langsung oleh Allah swt :
1. Tangan kita akan membuka tutupan maksiat
yang pernah kita lakukan semasa di dunia.
2. Kaki kita akan menjadi saksi terhadap setiap
langkah-langkah yang pernah kita ayunkan
menuju tempat maksiat.
3. Mata dan telinga juga akan menjerat kita
dengan persaksian yang sangat cermat tentang
segala maksiat yang pernah kita lihat dan dengar.
4. Bahkan fikiran-fikiran kotor yang sering menari-
nari dalam benak kita dan khayalan yang
merasuki hati kita pun diketahui dan diawasi
dengan cermat oleh Allah swt.
"Pada hari kiamat itu Kami tutup mulut mereka
dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka usahakan". (QS Yaasin : 65)
"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka,
pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa
yang telah mereka kerjakan. Dan mereka akan
berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?" Maka kulit mereka
menjawab: "Allah yang menjadikan segala
sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami
pandai (pula) berkata, dan Dialah yang mencipta
kan kamu pada kali yang pertama dan hanya
kepada-Nyalah kamu kembali." (QS Fushshilat: 20-21)
Tidak hairan apabila bencana demi bencana
yang menimpa kita. Kesulitan atau masaalah
yang menimpa kita tidak lain adalah kerana
hasil usaha tangan kita sendiri.
Jangan jadikan diri kita sebagai bahan bakar
api neraka disebabkan kita tidak syukur nikmat
Allah swt. Percikan api dunia sahajapun kita
tidak sanggup menghadapinya, apa lagi meng
hadapi api jahanam yang 70 kali lebih panas
dari api di dunia.
Gunakanlah segala nikmat Allah berupa anggota
tubuh badan yang lengkap sesuai dengan fungsi
nya yang diperintahkan olehnya.
Ingatlah firman Allah swt :
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi
neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak di pergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak di pergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak di
pergunakan untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai". (QS Al A'raf : 179)
Dalam masalah ibadah pun, kita sukar merasa
kan kenikmatannya.
a. Membaca Al-Qur'an semakin terasa hambar.
b. Malah dalam sesetengah situasi terasa bosan
membacanya.
c. Kenikmatan mentadabbur isi kandungannya
juga telah lama hilang.
Penyebab utamanya boleh jadi kerana hati kita
yang penuh dengan debu-debu kemaksiatan
serta dicemari dengan segala macam perlakuan
yang hina.
Utsman bin Affan ra berkata :
"Seandainya hati kamu bersih dan suci, maka
tentulah hati itu tidak akan pernah merasa
bosan oleh Kalam Tuhan."
Janganlah membayangkan yang jauh :
1. Sekadar memahami bacaan solat sahaja pun
kadang-kadang kita tidak mampu.
2. Solat kerap kali tidak khusyuk.
3. Ketika sujud tersungkur pun kita jarang
teringat akan Allah.
Kita sebenarnya belum secara maksima melaksana
kan solat-solat wajib secara sempurna seperti
yang diperintahkan.
Kita masih sering lalai dan tidak mengerjakannya
tepat pada waktunya secara berjamaah di masjid
terutama solat subuh dengan berbagai macam alasan :
a. Mengantuk.
b. Tertidur.
c. Malas.
d. Masjid jauh.
Apatah lagi dengan solat-solat sunnah, solat malam,
solat rawatib, sholat dhuha atau sekadar witir
sebelum tidur.
Tidak hairan, apabila kita tidak sanggup merasa
kan nikmatnya kekhusyu'an solat dan pengaruh
nya dalam relung-relung hati dan sendi-sendi
kehidupan kita, maka kita juga sukar untuk
merasakan kebahagiaan dan ketenangan se
bagai buah dari ibadah dan ketaatan itu atau
pun juga menghadapi kesuiltan untuk sekadar
mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Tidakkah kita mahu merenungi untaian sabda
Rasulullah saw yang menggambarkan siksaan
dan penderitaan yang dialami oleh orang-orang
yang tidak melaksanakan solat secara berjamaah
kerana alasan tidur misalnya?
"Lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang
tidur terlentang dan laki-laki lain berdiri di
dekatnya dengan sebuah batu besar yang ia
bawa. Lalu batu itu dijatuhkan ke kepala
(orang yang terlentang itu), sehingga kepala
nya pecah dan batu itu menggolek ke sana ke
mari, lalu orang yang berdiri itu mengikuti dan
mengambil batu itu. Dan ketika ia kembali,
ternyata kepala orang yang terlentang itu
telah pulih kembali seperti sedia kala. Lalu
batu itu dijatuhkan ke kepala orang yang
terlentang itu seperti di awal tadi....
Dan ketika Rasulullah menanyakan perkara
itu kepada kedua malaikat itu, dengan berkata:
Subhanallah siapa mereka ini?
Kedua malaikat itu menjawab :
"Adapun laki-laki yang terlentang yang kita
datangi dengan kepala yang hancur kerana
batu besar itu, adalah orang yang mengambil
Al-Qur'an tetapi ia menolaknya dan tidak
melaksanakan solat wajib kerana tidur".
(HR Bukhari)
Bukankah solat ini yang pertama kali dihisab
pada hari kiamat, jika solat kita ini diterima
maka seluruh amalan kita yang lain akan
mudah perhitungannnya.
Rasulullah saw bersabda :
"Yang paling pertama dihisab pada diri seorang
hamba pada hari kiamat adalah solat, bila solat
nya baik maka seluruh amalan yang lain juga
akan baik. Dan bila solat ini tidak baik, maka
seluruh amalan yang lain pun akan menjadi rusak."
Jangan kita biarkan muhasabah ini kehilangan
gemanya dan hanya menjadi deretan kata-kata
tanpa makna.
Marilah kita bulatkan azam untuk :
1. Meninggalkan segala maksiat.
2. Singsingkan lengan baju untuk lebih
meningkatkan kualiti dan kuantiti ibadah kita.
Semua ini kita lakukan agar muhasabah ini
benar-benar memberi manfaat kepada kita
serta menjadi cerita nostalgia nanti ketika
kita semua dikumpulkan oleh Allah di syurga
firdausNya nanti, InsyaAllah.
Akhir kata, marilah kita bersama menadahkan
tangan, menundukkan kepala, melantunkan
doa pengharapan kepada yang pintu kasihNya
tidak pernah ditutup iaitu kepada "Ar-Rahman
dan Ar-Rahim, Rabbul izzati wal jabarut".
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mendengar, tiada
Ilah yang berhak disembah selain Engkau.
Ya Allah, inilah kami, hamba-hambaMu yang
hina, kami menadahkan tangan menghiba
kepadaMu. Sehina apapun kami, kami adalah
makhluk ciptaanMu. Kami memohon dengan
penuh kerendahan hati, ampunilah dosa-dosa kami.
Ya Allah, ampunilah sebusuk manapun diri-diri
kami, ampunilah segenap apapun masa lalu kami
dan ampunilah sehina apapun aib-aib kami.
Wahai Allah Yang Maha Mendengar, ampunilah
ibu bapa kami, ampunilah segala kezaliman
kami kepada ibu bapa kami. Andaikata ke
durhakaan kami menjadi penggelap kehidupan
mereka, maka jadikanlah kami ketika ini men
jadi anak yang soleh yang dapat menjadi cahaya
bagi kehidupan ibu bapa kami, di dunia dan
di akhirat. Kurniakanlah bagi keluarga-keluarga
kami rumah tangga yang sakinah. Jangan jadikan
rumah tangga kami menjadi rumah tangga yang
penuh bencana.
Ya Allah, berilah kepada kami kepercayaan dan
kesempatan memiliki keluarga dan anak
keturunan yang lebih baik dari diri kami.
Jangan biarkan mereka mencoreng aib di
wajah kami, ampunilah jika kami salah
mendidik mereka ya Rabb.
Ya Allah, jangan biarkan isteri dan anak-anak
kami menghujah kami kelak di akhirat. Ya
Rabb, utuhkan kemuliaan mereka di dunia,
utuhkan pula kemuliaan mereka di syurga.
Ya Allah, berikanlah kami rasa takut kepada
Mu yang sentiasa menghalangi kami dari
kemaksiatan. Berilah pula kepada kami
ketaatan yang kelak akan menghantarkan
kami ke syurgaMu dan keyakinan yang
meringankan beban musibah dunia yang
menimpa kami.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi
pangkal seluruh urusan kami, perbaikilah
dunia kami yang menjadi penghidupan kami
dan perbaikilah akhirat kami yang menjadi
tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan
ini sebagai wasilah menambah kebaikan bagi
kami dan jadikanlah kematian sebagai tempat
istirehat bagi kami dari kejahatan.
Ya Allah, sesungguhnya buah kebatilan itu
telah matang dan kini tiba saatnya untuk
memenggalnya, maka turunkanlah dari
langit kebenaran sebuah tangan yang kuat
yang akan memenggalnya dan singkapkanlah
tabir kegelapan yang menutupi mata hati
manusia dari melihat cahaya kebenaranMu.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa melakukan
itu, Ya Allah."
Ameen Ya Rabbal Alameen